Home » Apakah Interactive Flat Panel Sudah Ber-TKDN?

Apakah Interactive Flat Panel Sudah Ber-TKDN?

Isu Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) semakin banyak bahan perbincangan. Khususnya setelah pemerintah Indonesia mendorong berbagai instansi, termasuk lembaga pendidikan dan pemerintahan, untuk menggunakan produk-produk dengan kandungan lokal lebih tinggi. Apalagi baru-baru ini, pemerintah sedang melaksanakan program membagikan Interactive Flat Panel (IFP) ke berbagai sekolah negeri di Indonesia.

Dengan adanya perangkat ini, perannya lambat laun akan menggantikan peran papan tulis konvensional sekaligus proyektor. Karena fungsi dari dua alat itu dapat kita temui dalam fitur interaktif berbasis layar sentuh pada IFP. Namun, untuk memenuhi regulasi pemerintah terkait TKDN, ini menimbulkan pertanyaan, apakah produk interactive flat panel yang beredar di Indonesia sudah ada yang ber-TKDN?

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Smart Board Dan Interactive Flat Panel

Kondisi TKDN pada Interactive Flat Panel

Hingga saat ini, sebagian besar produk interactive flat panel yang beredar di Indonesia masih merupakan produk impor. Merek-merek populer seperti Smart, Promethean, BenQ, Newline, hingga ViewSonic, umumnya proses produksi berasal dari luar negeri, terutama Tiongkok, Taiwan, dan beberapa negara Asia lainnya. Karena itu, tingkat kandungan lokal dalam produknya masih sangat rendah. Akibatnya, sebagian besar belum memiliki sertifikat TKDN yang sesuai dengan ketentuan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI.

Hal ini berbeda dengan perangkat elektronik lain, seperti laptop atau ponsel. Perangkat tersebut memang yang sudah banyak kita tahu bahwa produksi dan perakitannya ada yang dari dalam negeri sehingga bisa memenuhi persyaratan TKDN. Pada interactive flat panel, tantangannya terletak pada pabrikasi layar besar dan komponen hardware yang kompleks. Infrastruktur industri dalam negeri saat ini belum mampu memproduksi panel layar berteknologi tinggi secara massal, sehingga produk ini masih sangat bergantung pada rantai pasok global.

Adakah Merek yang Sudah Mengurus TKDN?

Mencari IFP ber-TKDN memang susah, tapi bukan berarti tidak ada. Beberapa merk lokal maupun luar negeri sudah mulai mengupayakan sertifikasi TKDN untuk produk interactive flat panel, meskipun kadarnya masih rendah atau dengan pilihan terbatas. Biasanya, nilai TKDN dapat mereka peroleh hanya dari sisi jasa purna jual, pengemasan, distribusi, serta sebagian kecil perakitan lokal. Kadar TKDN yang muncul di produk semacam ini biasanya berada pada kisaran 20%–30%, jauh di bawah perangkat lain seperti laptop atau komputer rakitan.

Jika ingin mendapatkan interactive flat panel yang sudah memiliki sertifikat TKDN dengan kadar yang cukup tinggi, anda bisa memilih produk lokal seperti DATALITE, CBM, AXIOO, dan lain sebagainya. Bahkan sebagian produk yang terdaftar di e-katalog pemerintah, masih banyak yang berupa barang impor dengan penyesuaian administratif. Ini agar produk tersebut tetap bisa masuk pengadaan, namun belum tentu memenuhi standar TKDN yang signifikan.

Mengapa Belum Banyak yang Ber-TKDN?

Ada beberapa alasan utama mengapa interactive flat panel belum banyak yang ber-TKDN, antara lain:

  1. Teknologi Tinggi dan Kompleksitas Produksi
    Panel layar interaktif berukuran besar membutuhkan teknologi pabrikasi yang mahal dan canggih. Saat ini Indonesia belum memiliki fasilitas industri yang sanggup memproduksi komponen tersebut.
  2. Pasar yang Masih Terbatas
    Permintaan terhadap interactive flat panel masih relatif kecil jika kita bandingkan dengan laptop atau smartphone. Akibatnya, investasi membangun pabrik di Indonesia belum dianggap menguntungkan oleh produsen global.
  3. Ketergantungan pada Komponen Impor
    Hampir semua bagian penting, mulai dari layar LCD/LED, chipset, hingga sensor sentuh, masih didatangkan dari luar negeri. Komponen lokal biasanya hanya menyumbang pada aspek casing, aksesoris, atau proses perakitan akhir.

Oleh karena itu, secara umum, interactive flat panel yang beredar di Indonesia saat ini belum sepenuhnya ber-TKDN. ini karena keterbatasan industri dalam negeri dalam memproduksi layar interaktif berteknologi tinggi. Beberapa produk mungkin mengklaim memiliki kadar TKDN, namun biasanya nilai hanya di bawah 30% atau 40%. Bagi institusi atau instansi pemerintah yang wajib menggunakan produk ber-TKDN, hal ini masih menjadi tantangan. Beberapa model IFP belum bisa sepenuhnya memenuhi aturan tersebut.

Ke depannya, jika pasar interactive flat panel semakin besar di Indonesia dan pemerintah memberikan insentif bagi produsen global untuk melakukan perakitan lokal, maka peluang adanya IFP dengan TKDN yang lebih tinggi akan terbuka. Namun, untuk saat ini, konsumen harus memahami bahwa perangkat yang ada masih didominasi produk impor dengan kadar kandungan lokal yang sangat terbatas.

Cahaya Mustika Internesia Solusi Kebutuhan Kantor Anda“

Jl. KH. Moh. Mansyur No. 202H RT 01 / RW 06
Tanah Sereal, Kec. Tambora
Kota Jakarta Barat
DKI Jakarta 11210
Admin : +62 811-3791-1115

Share This:

Tinggalkan Komentar